Jumat, 18 November 2011

E-BUSINESS DAN E-COMMERCE


I.  DEFINISI E-BUSINESS DAN E-COMMERCE

Perkembangan teknologi  (tele)komunikasi dan komputer  menyebabkan  terjadinya  perubahan kultur kita  sehari - hari. Dalam era yang disebut  “information age”  ini, media elektronik menjadi salah satu media andalan  untuk   melakukan   komunikasi  dan  bisnis.  E-commerce  merupakan  extension  dari  commerce dengan  mengeksploitasi  media  elektronik.  Meskipun  penggunaan  media elektronik ini belum dimengerti, akan  tetapi  desakan  bisnis  menyebabkan  para pelaku bisnis mau tidak mau harus  menggunakan media elektronik ini.  Sebagai contoh, usaha bisnis harus  memiliki  web site. Kepemilikan web site ini menentukan kredibilitas dari perusahaan yang hampir sama dengan kepemilikan telepon bagi sebuah usaha bisnis.

Definisi E-Commerce menurut Kenneth C. Laudon and J.P Laudon ( 2010) :
“E-commerce refers to the use of the Internet and the Web to transact business. More formally, e-commerce is about digitally enabled commercial transactions between and among organizations and individuals.”  Dengan kata lain, E-Commerce merupakan penggunaan Internet dan Web dalam melakukan transaksi bisnis dan E-commerce secara digital mampu mempermudah transaksi komersial antar organisasi dan antara organisasi dengan individu.
Perdagangan elektronik atau e-dagang (bahasa Inggris: Electronic commerce) merupakan salah satu teknologi yang berkembang pesat untuk memenuhi kebutuhan esensial saat ini dalam dunia bisnis global seiring dengan kehadiran internet dalam kehidupan kita. Selain sebagai penunjang dalam pengembangan pasar, E-Commerce dapat meningkatkan efisiensi, menekan biaya serta memberikan akses yang lebih luas bagi partner dan pelanggan perusahaan. E-Commerce adalah penggunaan komunikasi elektronik dan informasi digital yang memproses teknologi didalam transaksi bisnis untuk menciptakan, mengubah dan menegaskan kembali hubungan untuk menciptakan nilai antar organisasi dan antara organisasi dengan individu.
E-Commerce menggambarkan proses pembelian, penjualan, pemindahan, pelayanan atau pertukaran produk, jasa atau informasi melalui jaringan komputer termasuk juga Internet. Sedangkan E-Business berkenaan dengan E-Commerce yang  lebih luas lagi definisinya yaitu tidak hanya sekedar pembelian dan penjualan barang dan jasa namun juga pelayanan pelanggan, kerjasama antar business partner, pengadaan e-learning dan pengadaan transaksi elektronik antar suatu organisasi.1




Secara garis besar, E-Commerce memiliki 5 (lima) fungsi utama, diantaranya :
1.   Automation
Otomasi bisnis proses sebagai pengganti proses manual (konsep ”enterprise resource planning”).
2.   Streaming / Integration
Proses yang terintegrasi untuk mencapai hasil yang efisien dan efektif (konsep ”just in time”).
3.   Publishing
Kemudahan berkomunikasi dan berpromosi untuk produk dan jasa yang diperdagangkan (konsep ”electronic cataloging”).
4.   Interaction
Pertukaran informasi / data antar pelaku bisnis dengan meminimalisasikan human error (konsep ”electronic data interchange”).
5.   Transaction
Kesepakatan dua pelaku bisnis untuk bertransaksi dengan melibatkan institusi lain sebagai fungsi pembayar (konsep ”electronic payment”).
E-Commerce memiliki fleksibilitas dan keunikan bagi setiap perusahaan karena perusahaan memiliki perbedaan dalam pengembangan IT departemennya serta kebutuhan akan model teknologi informasi bagi bisnisnya. Penerapan E-Commerce tergantung pada model bisnis dan model teknologi informasi yang dikembangkan suatu perusahan. Pengembangan E-Commerce harus bisa fleksibel dan bisa beradaptasi dengan software dan aplikasi teknologi yang ada di suatu perusahaan. E-Commerce dikembangkan untuk skala yang lebih luas dan terintegrasi dengan ”multiple computing system” yaitu semua lini dan departemen di suatu perusahaan, organisasi/perusahaan lain dan sistem komputer global. Karena sifatnya integrasi langsung dengan dua atau lebih entity maka pengembangan E-Commerce harus benar-benar memperhatikan segi keamanan, terutama keamanan dalam bertransaksi.

II.  SEJARAH DAN PERKEMBANGAN E-BUSINESS DAN E-COMMERCE

E-Commerce pertama kali diperkenalkan pada tahun 1994 pada saat pertama kali banner-elektronik dipakai untuk tujuan promosi dan periklanan di suatu halaman-web (website). Menurut Riset Forrester, perdagangan elektronik menghasilkan penjualan seharga AS$12,2 milyar pada 2003. Menurut laporan yang lain pada bulan oktober 2006 yang lalu, pendapatan ritel online yang bersifat non-travel di Amerika Serikat diramalkan akan mencapai seperempat triliun dolar US pada tahun 2011. Hal ini merupakan suatu revolusi terhadap perkembangan dunia perdagangan dan bisnis akibat dari perubahan mekanisme transaksi dari Old Economy Relationship menjadi New Economy Relationship.


Istilah "perdagangan elektronik" telah berubah sejalan dengan waktu. Awalnya, perdagangan elektronik berarti pemanfaatan transaksi komersial, seperti penggunaan Electronic Data Interchange (EDI) untuk mengirim dokumen komersial seperti pesanan pembelian atau invoice secara elektronik. Kemudian berkembang menjadi suatu aktivitas yang mempunya istilah yang lebih tepat "perdagangan web" — pembelian barang dan jasa melalui World Wide Web (www) melalui server aman (HTTPS), protokol server khusus yang menggunakan enkripsi untuk merahasiakan data penting pelanggan.

Pada awalnya ketika web mulai terkenal di masyarakat pada 1994, banyak jurnalis memperkirakan bahwa E-commerce akan menjadi sebuah sektor ekonomi baru. Namun, baru sekitar empat tahun kemudian protokol aman seperti HTTPS memasuki tahap matang dan banyak digunakan. Antara 1998 dan 2000 banyak bisnis di AS dan Eropa mengembangkan situs web perdagangan ini.
Perkembangan E-commerce di Indonesia sendiri telah ada sejak tahun 1996, dengan berdirinya Dyviacom Intrabumi atau D-Net (www.dnet.net.id) sebagai perintis transaksi online. Wahana transaksi berupa mal online yang disebut D-Mall (diakses lewat D-Net) ini telah menampung sekitar 33 toko online/merchant. Produk yang dijual bermacam-macam, mulai dari makanan, aksesori, pakaian, produk perkantoran sampai furniture. Selain itu, berdiri pula http://www.ecommerce-indonesia.com/, tempat penjualan online berbasis internet yang memiliki fasilitas lengkap seperti adanya bagian depan toko (storefront) dan shopping cart (keranjang belanja).
Selain itu, ada juga Commerce Net Indonesia - yang beralamat di http://isp.commerce.net.id/. Sebagai Commerce Service Provider (CSP) pertama di Indonesia, Commerce Net Indonesia menawarkan kemudahan dalam melakukan jual beli di internet. Commerce Net Indonesia sendiri telah bekerjasama dengan lembaga-lembaga yang membutuhkan e-commerce, untuk melayani konsumen seperti PT Telkom dan Bank International Indonesia. Selain itu, terdapat pula tujuh situs yang menjadi anggota Commerce Net Indonesia, yaitu Plasa.com, Interactive Mall 2000, Officeland, Kompas Cyber Media, Mizan Online Telecommunication Mall dan Trikomsel.
Perkembangan E-Commerce di Indonesia juga tidak lepas dari perkembangan dalam infrastruktur dan penurunan tarif internet. Penurunan tarif internet dan perkembangan teknologi internet berbasis 3G yang ditawarkan oleh perusahaan operator telepon selular memperluas “coverage area” masyarakat untuk akses internet. Dengan begitu, lebih banyak masyarakat yang memiliki akses ke internet dan meningkatkan customer atau perusahaan yang bisa mengunakan E-commerce. Penurunan tarif internet juga membantu membuat akses internet lebih terjangkau untuk jumlah masyarakat yang lebih banyak. Terlampir tarif internet yang ditawarkan dari berbagai Internet Service Provider (ISP).

ISP
Paket
Tarif
Fastnet (Cable)
Unlimited (s/d 512kbps)
Rp. 195,000
Speedy (ADSL) (Kota Besar)
Unlimited (s/d 512kbps)
Rp. 295,000
IM2
Unlimited (s/d 3GB 1.5MBps)
Rp. 350,000
Sebagai perbandingan tarif internet sampai dengan akhir bulan maret tahun 2007, ISP Speedy menawarkan paket unlimited dengan tarif biaya bulanan Rp 2.000.000,-. (Press release, Telkom, Jakarta 20 Maret 2007).
E-commerce sebetulnya dapat menjadi suatu bisnis yang menjanjikan di Indonesia. Hal ini tak lepas dari potensi berupa jumlah masyarakat yang besar dan adanya jarak fisik yang jauh sehingga E-Commerce dapat dimanfaatkan dengan maksimal. Dengan jumlah penduduk Indonesia yang begitu besar (tercatat 220 juta jiwa pada tahun 2005 dan diperkirakan akan meningkat menjadi kurang lebih 231 juta jiwa pada tahun 2009 ), tentunya penduduk Indonesia memiliki tingkat konsumsi yang begitu besar. Ditambah dengan keadaan populasi yang tersebar diberbagai pulau, sebenarnya Indonesia memiliki potensi yang besar sebagai pangsa pasar e-commerce. Sayangnya, daya beli masyarakat yang masih rendah dan infrastruktur telekomunikasi yang tidak merata di daerah-daerah lainnya membuat E-Commerce tidak begitu populer. Hal ini tak lepas dari jumlah pengguna internet di Indonesia yang hanya sekitar 8 juta orang dari 215 juta penduduk. Selain itu, e-commerce juga belum banyak dimanfaatkan oleh perusahaan-perusahaan di Indonesia.
Meskipun relatif banyak perusahaan yang sudah memasang homepage, hanya sedikit yang memfungsikannya sebagai sarana perniagaan/perdagangan online. Sebagian besar homepage itu lebih difungsikan sebagai media informasi dan pengenalan produk. Menurut Adji Gunawan, Associate Partner dan Technology Competency Group Head Andersen Consulting, secara umum ada tiga tahapan menuju e-commerce yaitu presence (kehadiran), interaktivitas dan transaksi. Saat ini, kebanyakan homepage yang dimiliki perusahaan Indonesia sudah mencapai tahap transaksi. Pada akhirnya, perkembangan teknologi dan peningkatan pengguna internet di Indonesia akan membuat E-Commerce menjadi suatu bisnis yang menjanjikan.

Namun demikian, saat ini pertumbuhan pengguna internet di Indonesia mengalami peningkatan dimana menurut laporan Internetworldstats (IWS) pada tahun 2000 lalu pengguna internet di Indonesia diperkirakan sebesar 2 juta orang, sedangkan sampai akhir 2009, angkanya telah meningkat menjadi sekitar 30 juta. Petumbuhan pengguna internet ini dapat mendorong perkembangan e-commerce jika didukung oleh faktor-faktor sebagai berikut :

1.    Akses internet yang semakin murah dan cepat
2.    Layanan perbankan yang berbasis e-banking dan sms banking untuk nasabah individu maupun korporasi sehingga mempercepat transaksi
3.    Biaya web hosting yang semakin murah
4.    Akses yang mudah dan murah dalam membangun situs E-Commerce didukung dengan tersedianya berbagai software open source seperti osCommerce, Magento, dan lain-lain.

Selain itu, saat ini pengguna social networking di Indonesia juga semakin banyak. Sebagai contoh meningkatnya pengguna Social Networking, menurut Checkfacebook.com tanggal 03 Nopember 2009, pengguna facebook (FB) di Indonesia sudah mencapai 11.759.980 orang, dampak pertumbuhan facebookers ini bagi pengusaha kecil menengah merupakan potential market yang layak dieksplorasi. Salah satu yang mungkin bisa dilakukan adalah dengan memasang small advertising di FB. Memasang iklan di FB ternyata sungguh murah. Tarif iklan mereka hanya Rp 100 per klik (jauh lebih murah dibanding iklan di Detik.com atau Google.com yang bertarif sekitar Rp 1000/klik)

Dengan demikian social networking merupakan media yang efektif untuk berpromosi terutama bagi pengusaha kecil menengah dan dapat mendorong untuk berkembangnya e-commerce di Indonesia.


III.  TIPE-TIPE TRANSAKSI  E-COMMERCE


E-commerce sendiri berasal dari layanan Electronic Data Interchange (EDI) layanan EDI ini telah berkembang sedemikian pesatnya di negara-negara yang mempunyai jaringan komputer dan telepon. Jika sebelumnya kita telah sering menggunakan media elektronik seperti telepon, fax hingga handphone untuk melakukan perniagaan / perdagangan, sekarang ini, kita dapat menggunakan internet untuk melakukan perniagaan. Menurut E.Turban, E-Commerce memiliki beberapa jenis, yaitu :

1.  Business-to-business (B2B)
Baik pembeli maupun penjual merupakan organisasi bisnis. Volume kegiatan EC terbanyak ada pada jenis ini. Contohnya : Transaksi antar perusahaan melalui “Corporate Internet Banking”.
2.  Collaborative commerce (c-commerce)
Dalam c-commerce, sesama rekan bisnis berkolaborasi secara elektronik sepanjang mata rantai supply-nya. Atau dengan kata lain memungkinkan partner dagang mengakses data internal yang dapat menyatukan buyer, seller dan supplier dalam satu website. 
Contoh : Dealer Elektronik bekerjasama dengan Toko Glodok Elektronik dalam hal pemasaran melalui website-nya yaitu www.glodokelektronik.com dimana didalamnya terdapat menu variasi produk lengkap dengan harganya sehingga customer bisa langsung melakukan transaksi.

3.  Business-to-consumers (B2C)
Penjual sebagai organisasi dan pembelinya adalah para individu. B2C ini juga dikenal dengan nama e-tailing.
Contoh :
    BarnesandNoble.com, Gramedia Online dan Bukabuku.com yang menjual buku, software dan men-download lagu (music to individual consumers),
    Reservasi tiket melalui Lion Air pada www.lion-air.co.id dan lain-lain.

4.  Consumer-to-consumer (C2C)
Di sini seseorang menjual barang atau jasa kepada orang lain sama halnya dengan “customer to customer.”
Contoh : www.nebeng.com yaitu website yang menyatukan antara pemilik mobil dengan penumpang berdasarkan route perjalanan secara kolektif. Mekanismenya, pemilik mobil menyediakan kendaraannya untuk mengangkut penumpang yang memiliki route yang sama. Peran www.nebeng.com adalah sebagai fasilitator yang menyimpan data-data tentang pemilik mobil dan penumpang serta tarif yang dikenakan.

5.  Business-to-business-to-consumers (B2B2C)
Suatu bisnis menjual produk ke bisnis lain yang kemudian digunakan oleh konsumen individu.
Contoh : Smailing Tour yang menyediakan jasa Paket Wisata yang didalamnya termasuk tiket perjalanan dan penginapan di Hotel. Pihak Smailing Tour - Maskapai Penerbangan – Hotel melakukan kerjasama yang kemudian akan ditawarkan kepada konsumen.

6.  Consumers-to-businesses (C2B)
Konsumen bertindak sebagai perantara untuk menyediakan atau mencarikan produk yang diperlukan  oleh pengguna jasa atau barang.
Contoh : Jasa Konsultan Pajak Pribadi yang di sewa suatu Perusahaan untuk menangani dan memberikan advice atas pembayaran pajak Perusahaan melalui                e-SPT.

7.  Intrabusiness (intraorganizational) commerce
Di sini organisasi menggunakan E-Commerce secara internal dalam suatu perusahaan untuk kegiatan operasionalnya. Pada bagian ini juga terdapat aplikasi yang dikenal dengan nama business-to-its-employees (B2E) dimana perusahaan menyediakan barang dan jasa kepada karyawannya sendiri.
Contohnya : Pemakaian software untuk meng-update pemberian pinjaman dari Perusahaan kepada Karyawannya sehingga data mengenai jumlah pinjaman, jatuh tempo pembayaran dan saldo dapat diketahui secara on-line.
    
8.  Government to citizens (G2C) and to others
Pemerintah menyediakan pelayanan teknologi EC kepada masyarakat. Pemerintah juga dapat menjalankan bisnisnya dengan unit pemerintahan lainnya (G2G) atau dengan pelaku bisnis (G2B).
Contoh : Pembayaran pajak dari para Wajib Pajak kepada Negara secara online.



IV.  APLIKASI  E-BUSINESS DAN E-COMMERCE DI INDONESIA

      Aplikasi E-Commerce harus didukung oleh Infrastruktur yang didalamnya terdapat hardware, software dan networks mulai dari browser untuk multimedia yang didukung oleh 5 (lima) support area, diantaranya :

1.    People
Diantaranya pembeli, penjual, perantara, ahli sistem informasi, karyawan perusahaan dan pengguna eksternal.
2.    Public Policy (kebijakan publik)
Masalah hukum, kebijakan dan peraturan, seperti perlindungan privasi dan pajak yang ditentukan oleh pemerintah dan perjanjian internasional.
3.    Marketing and Advertising (pemasaran dan iklan)
E-Commerce membutuhkan dukungan dari  pemasaran dan iklannya karena hal ini sangat penting dalam transaksi on-line mengingat pembeli dan penjual tidak saling mengenal.
4.    Support Services (jasa pendukung)
Jasa mulai dari pembayaran sampai dengan memenuhi  keinginan dan kepuasan pelanggan.
5.    Business partnership (kerjasama bisnis)
Joint venture, tempat pemasaran secara elektronik dan kerjasamanya amat mendukung EC. Hal ini biasanya terlihat dalam mata rantai seperti kolaborasi diantara perusahaan dengan supplier, pembeli dan partner kerja lainnya.

Semua komponen E-Commerce ini memerlukan koordinasi yang baik dan praktek manajemen untuk menyatukan aplikasi, infrastruktur dan support. Hal ini berarti bahwa perusahaan perlu untuk merencanakan, mengkoordinasikan, mengatur, memotivasi, menyusun strategi dan proses restrukturisasi yang diperlukan untuk mengelola E-Commerce itu sendiri.

Di Indonesia saat ini belum ada suatu pusat E-Commerce yang bersifat nasional. Pusat E-Commerce dapat digunakan sebagai sumber referensi atau acuan bagi pelaku dan end user dari E-Commerce dan juga tempat untuk mengembangkan penelitian. 


Berikut pelaksanaan E-Commerce yang sudah di aplikasikan di Indonesia :

1.    Public Key Infrastructure
Saat ini belum banyak infrastruktur yang siap digunakan untuk E-Commerce. Tentu saja pemakai bisa menggunakan public key server yang berada di luar negeri (seperti yang berada di MIT atau Verisign). Akan tetapi penggunaan key server di luar negeri untuk transaksi di dalam negeri menjadi aneh dan membebani link dari Indonesia ke luar negeri yang sudah saturasi. (ic.vlsi.itb.ac.id using PKS http://web.mit.edu/marc/www/pks/pks.html)

2.    Bank, Financial Institutions dan Insurance
Bank, financial institutions dan insurance memiliki peran penting. Sayangnya komponen ini belum  banyak yang siap melakukan E-Commerce. Beberapa bank sudah mulai menyelenggarakan electronic banking dan bahkan ada yang mulai menggunakan internet banking seperti Bank Mandiri, BCA, CIMB Niaga dan lain-lain.
Sistem perbankan di Indonesia juga menyulitkan untuk melakukan transaksi dengan menggunakan mata uang lain, seperti misalnya dengan menggunakan mata uang Dolar Amerika (US Dollar). Sebagai contoh, apabila ada sebuah electronic shop (e-shop) menjual dagangannya seharga US$5 kepada seorang pelanggan di luar negeri maka akan sulit untuk menguangkan US$5 tersebut. Untuk melakukan transaksi dengan credit card, uang sebesar itu kurang efektif. Sementara penggunaan check juga menyulitkan. Untuk menguangkan cheque US$5 membutuhkan waktu yang cukup lama (berminggu-minggu) dan dikenakan service charge yang cukup besar sehingga akibatnya akan menyulitkan untuk melakukan transaksi electronic secara kecil-kecilan.

3.    Government agencies
Pemerintah harus siap agar E-Commerce dapat berjalan. Beberapa departemen, lembaga dan badan yang harus siap antara lain :
      Pabean (customs)
      Departemen Keuangan
      Biro Pusat Statistik. Sudah terhubung ke Internet.
      Bakosurtanal. Penyedia informasi dalam bentuk peta. (http://www.bakosurtanal.go.id)
      Badan Standarisasi yang memberikan arahan tentang standar-standar yang dapat digunakan di Indonesia.

4.    Security agencies
Keamanan merupakan komponen yang vital dalam pelaksanaan eCommerce. Masih banyak yang belum menyadari bahwa keamanan (security) merupakan sebuah komponen penting yang tidak murah. Saat ini masih banyak yang menganggap keamanan for granted. Security agencies yang berhubungan dengan masalah keamanan informasi di Indonesia masih langka. Di sisi pemerintah, peranan Lembaga Sandi Negara sangat penting. Lembaga ini bekerjasama dengan perguruan tinggi dan institusi lainnya untuk mengembangkan keamanan. Selain organisasi IDCERT dan lembaga pemerintah seperti Lembaga Sandi Negara, masih dibutuhkan konsultan yang bergerak dalam bidang keamaman. Konsultan inilah yang terjun langsung membantu para pelaku dan pengguna eCommerce. Pekerjaan yang dilakukan sangat banyak (lahan masih lebar) dan membutuhkan bantuan dari semua pihak.

5.    5. Network Providers
Di Indonesia, ada lebih dari 20 Internet Service Provider (ISPs) / Penyedia Jasa Internet (PJI) yang aktif. Para PJI ini tergabung dalam asosiasi yang disebut APJII (http://www.apjii.or.id). Kesuksesan eCommerce bergantung kepada kenyamanan penggunaan sistem. Hubungan Internet ke luar Indonesia masih dapat dikatakan lambat, dan tidak nyaman. Link yang lambat sering menimbulkan timeouts sehingga beberapa servis menjadi terganggu. Ada kasus dimana kelambanan link Internet menyebabkan kesulitan untuk mengembangkan Internet Banking. Apabila seorang pemakai gagal untuk memberikan identifikasinya dalam beberapa kali mencoba (misalnya tiga kali gagal memberikan password karena link lambat sehingga timeout), maka account yang bersangkutan tidak dapat diakses secara online. Untungnya di dalam Indonesia sendiri sudah ada usaha untuk mengadakan Internet Exchange, IIX, sehingga hubungan antar ISP di Indonesia tidak perlu ke luar negeri seperti sebelumnya dan kecepatan link antar ISP menjadi lebih tinggi.

Beberapa aplikasi umum yang berhubungan dengan E-commerce adalah :
      E-mail dan Messaging
      Content Management Systems, contoh : www.detik.com
      Dokumen, spreadsheet, database
      Akunting dan sistem keuangan, contoh : SAP, Oracle, dll
      Informasi pengiriman dan pemesanan
      Pelaporan informasi dari klien dan enterprise
      Sistem pembayaran domestik dan internasional
      Newsgroup, contoh : www.kompas.com
      Online Shopping
      Conferencing
      Online Banking

Perusahaan yang terkenal dalam bidang ini antara lain eBay, Yahoo, Amazon.com, Google dan Paypal.

V.  KELEBIHAN DAN KEKURANGAN E-COMMERCE

Dalam banyak kasus, sebuah perusahaan e-commerce bisa bertahan tidak hanya mengandalkan kekuatan produk saja tetapi dengan adanya tim manajemen yang handal, pengiriman yang tepat waktu, pelayanan yang bagus, struktur organisasi bisnis yang baik, jaringan infrastruktur dan keamanan, desain situs web yang bagus mampu menjadi faktor yang dapat mendukung tersedianya :

1.    Harga kompetitif
2.    Jasa pembelian yang tanggap, cepat, dan ramah.
3.    Informasi barang dan jasa yang lengkap dan jelas.
4.    Berbagai bonus seperti kupon, penawaran istimewa dan diskon.
5.    Persediaan khusus seperti usulan pembelian.
6.    Rasa komunitas untuk berdiskusi, masukan dari pelanggan, dan lain-lain
7.    Kegiatan perdagangan

Secara umum, aplikasi E-Commerce memiliki beberapa kelebihan diantaranya :
1.     Revenue stream baru yang mungkin sulit atau tidak dapat diperoleh melalui cara konvensional
2.     Meningkatkan market exposure dan melebarkan jangkauan sehingga pelanggan bisa menerima informasi yang relevan secara detail dalam hitungan detik bukan lagi hari atau minggu.
3.     Menurunkan biaya operasi
4.     Memperpendek waktu product cycle
5.     Meningkatkan supplier management
6.     Meningkatkan customer loyality .
7.     Meningkatkan value chain dengan mengkomplemenkan business practice, mengkonsolidasikan informasi dan membukanya kepada pihak-pihak yang terkait dalam value chain.
8.     Memungkinkan pelanggan untuk berbelanja atau melakukan transaksi lain selama 24 jam sehari sepanjang tahun dari hamper setiap lokasi dengan menggunakan fasilitas Wi-Fi.

Manfaat yang dirasakan perusahaan khususnya untuk kepentingan pelanggan memperlihatkan bahwa E-Commerce dapat memberikan manfaat, sebagai berikut :

1.    Mendapatkan pelanggan baru
Studi yang menyebutkan bahwa manfaat penggunaan e-commerce dalam bisnis adalah mendapatkan pelanggan baru dikemukakan oleh Hamill dan Gregory, 1997 dan Swatman, 1999 serta Hoffman dan Novak, 2000. Digunakannya e-commerce memungkinkan perusahaan tersebut mendapatkan pelanggan baru baik itu yang berasal dari pasar domestik maupun pasar luar negeri.

2.    Menarik konsumen untuk tetap bertahan
Studi yang dilakukan oleh Daniel & Storey, 1997 di industri perbakan menemukan bahwa dengan adanya layanan e-banking membuat nasabah tidak berpindah ke bank lain. Selain itu bank juga akan mendapatkan pelanggan baru yang berasal dari bank-bank yang bertahan dengan teknologi lama.

3.    Meningkatkan mutu layanan
Dengan  adanya   E-Commerce  memungkinkan  perusahaan   dapat   meningkatkan   layanan   dengan melakukan  interkasi yang  lebih personal sehingga  dapat  memberikan informasinya sesuai dengan apa yang  diinginkan  oleh  konsumen. Studi  yang   menyebutkan  bahwa  penggunaan  E-Commerce  dapat bermanfaat untuk meningkatkan mutu layanan ini dikemukakan oleh Gosh, 1998.

4.    Melayani konsumen tanpa batas waktu
Studi  yang   dilakukan   oleh   Daniel  &  Storey, 1997  menemukan   bahwa  adanya  pelanggan   dapat melakukan  transaksi dan memanfaatkan  layanan  suatu perusahaan  tanpa harus  terikat dengan waktu tutup ataupun buka dari suatu perusahaan tersebut.

   Menurut M. Suyanto (2003) selain manfaat terhadap organisasi, konsumen ecommerce juga mempunyai manfaat bagi masyarakat, antara lain :
1.    Memungkinkan orang untuk bekerja di dalam rumah dan tidak harus keluar rumah untuk berbelanja. Ini berakibat menurunkan arus kepadatan lalu lintas di jalan serta mengurangi polusi udara.
2.    Memungkinkan sejumlah barang dagangan dijual dengan harga lebih rendah.
3.    Memungkinkan orang di negara-negara dunia ketiga dan wilayah pedesaan untuk menikmati aneka produk dan jasa yang akan susah mereka dapatkan tanpa ecommerce.

Dari sekian banyaknya keunggulan E-Commerce, terdapat beberapa hal yang akan menjadi kendala dalam penerapannya, diantaranya :

1.    Infrastruktur Telekomunikasi
      Infrastruktur Telekomunikasi di Indonesia masih terbatas dan harganya masih relatif lebih mahal padahal e-commerce bergantung kepada infrastruktur telekomunikasi
      Peluang : deregulasi, muncul bisnis baru
2.    Delivery Channel
      Pengiriman barang masih ditakutkan hilang di jalan
      Ketepatan waktu dalam pengiriman barang karena jangkauan daerah pengiriman barang
      Peluang : pengiriman barang yang terpercaya
3.   Kultur & Kepercayaan
      Orang Indonesia belum terbiasa berbelanja dengan menggunakan catalog
      Masih harus secara fisik melihat / memegang barang yang dijual
      Perlu mencari barang-barang yang tidak perlu dilihat secara fisik.
      Kepercayaan antara penjual & pembeli masih tipis
      Kepercayaan kepada pembayaran elektronik masih kurang. Penggunaan kartu kredit masih terhambat
      Peluang : model bisnis yang sesuai dengan kultur orang Indonesia, membuat sistem pembayaran baru, pembayaran melalui pulsa handphone
4.   Security
      Masalah keamanan membuat orang takut untuk melakukan transaksi
      Persepsi merupakan masalah utama
      Ketidak mengertian (lack of awareness) merupakan masalah selanjutnya
5.   Munculnya Kejahatan Baru
      Penggunaan kartu kredit curian / palsu
      Penipuan melalui SMS atau kuis
      Kurangnya perlindungan kepada konsumen
      Kurangnya kesadaran (awareness) akan masalah keamanan
6.   Ketidakjelasan Hukum
      Digital signature rawan penipuan
      Uang digital / cybermoney
      Status hukum dari paper-less transaction
      [de]Regulasi
7.   Efek terhadap kehidupan
      Bekerja lebih panjang karena pekerjaan dibawa pulang sehingga akan mempengaruhi interaksi sosial
      Melebarnya jurang si kaya dan si miskin dalam penerimaan informasi.
8.   Lain-lain
      Ketidaksiapan institusi finansial
      Tidak adanya insentif dari Pemerintah
      Masih kurangnya entrepreneur di Indonesia

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Luciana S.A dan Lidia Robahi dari STIE Perbanas dengan mengambil sample sebanyak 27 perusahaan. Segala sesuatu yang baru akan dijalankan pasti mempunyai suatu hambatan ataupun kendala demikian juga perusahaan yang melakukan penerapan E-Commerce mempunyai beberapa hambatan dimana hambatan yang terbesar terletak pada sumber daya yang ada dimana sumber daya yang ada kurang mampu untuk bersaing dalam dunia teknologi dengan presentase sebesar 45% kemudian hambatan yang kedua adalah masalah perijinan dengan presentase sebesar 24% dimana masalah perijinan ini menurut beberapa perusahaan disebabkan masalah birokrasi perijinan dari lingkungan sekitar yang sangat sulit sedangkan yang ketiga adalah informasi mengenai e-commerce sebanyak 19% danberikutnya mengenai ISP sebesar 10% dimana masalah ISP disini masih belum memadai.

Namun dari sekian banyaknya pro dan kontra yang ada, sejalan dengan cepatnya perkembangan bidang teknologi, perusahaan-perusahaan makin dipacu untuk menggunakan teknologi yang maju sebagai senjata untuk tetap survive dan memenangkan persaingan yang kian hari makin terasa ketat dan keras. Agar setiap aktifitas perusahaan berjalan efektif dan efisien maka diharapkan setiap aplikasi dapat disesuaikan dengan sektor bisnis dari perusahaan itu sendiri.

2 komentar:

Unknown mengatakan...

Kok gk ada sumber"nya.. 😱😱😱

Unknown mengatakan...

Kok gk ada sumber"nya.. 😱😱😱

Posting Komentar